Halaman
IPS SMP/MTs Kelas IX
279
Bab
XV
Perkembangan Lembaga
Internasional dan Peran
Indonesia dalam Kerja
Sama Internasional
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, PT Tira Pustaka, 1983.hlm. 81
Gb.15.1
Presiden Soekarno berpidato membuka Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tanggal
18 April 1955.
Perlu diingat bahwa setiap negara tidak mungkin hidup sendiri, pasti
memerlukan kerja sama dengan negara lain. Perhatikan gambar di atas! Gambar
tersebut adalah kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia dan Afrika dengan
diadakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung. Tahukah kamu kerja sama lainnya
yang dilakukan oleh Indonesia?
280
IPS SMP/MTs Kelas IX
Peta Konsep
Kata Kunci
Lembaga Internasional
ASEAN
Gerakan Non Blok
Konferensi Asia Afrika
PBB
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan siswa dapat:
1. menguraikan secara kronologis Konferensi Asia Afrika dan mendeskripsikan peran Indonesia,
2. mendeskripsikan perkembangan ASEAN dan peran Indonesia,
3. mendeskripsikan perkembangan keanggotaan dan aktivitas Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan peran Indonesia,
4. mendeskripsikan perkembangan Gerakan Non Blok dan peran Indonesia.
Perkembangan Lembaga
Internasional dan Peran
Indonesia adlam Kerja
Sama Internasional
KAA dan Peran Indonesia
ASEAN dan Peran Indone-
sia
Kronologis KAA
Peran Indonesia dalam
KAA
Aktivitas PBB dan Peran
Indonesia
ASEAN dan Peran Indone-
sia
Perkembangan ASEAN
Peran Indonesia dalam
ASEAN
Perkembangan PBB
Peran Indonesia dalam
PBB
Perkembangan GNB
Peran Indonesia dalam
GNB
IPS SMP/MTs Kelas IX
281
Pernahkah kalian pergi karyawisata ke Bandung ? Salah satu objek sejarah yang
ada di kota ini yang sangat menarik untuk dikunjungi adalah Gedung Asia-Afrika.
Dahulu gedung ini bernama Gedung Merdeka yang pernah digunakan sebagai
tempat penyelenggaraan Konferensi Asia- Afrika (KAA). Konferensi Asia-Afrika inilah
sebagai wahana untuk menggalang kerja sama di berbagai bidang. Selain kerja sama
melalui KAA, bangsa Indonesia juga melakukan kerja sama dengan ASEAN, PBB
maupun GNB. Bagaimanakah pekembangan dan peran Indonesia dalam organisasi-
organisasi tersebut akan kita pelajari dalam bab ini. Dengan mempelajari bab ini
kita akan memahami tentang peran Indonesia di masa lalu sebagai bangsa yang
sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dengan demikian tentunya kita bangga
sebagai bangsa Indonesia.
Simaklah pada Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang menyebutkan, bahwa
bangsa Indonesia ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
.
Kalimat tersebut menjadi
landasan politik luar negeri Bebas Aktif.
Bebas
artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok (kekuatan). Sedangkan
Aktif
artinya bahwa bangsa Indonesia
berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara perdamaian dunia sesuai dengan cita-
cita PBB.
Salah satu bukti peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia adalah
memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia- Afrika (KAA).
1. Latar Belakang Diselenggarakannya Konferensi Asia-
Afrika
a. Bangsa-bangsa Asia – Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni sama-
sama menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
b. Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih
terjajah untuk memperoleh kemerdekaan misalnya, Yaman sedang berjuang
membebaskan Aden dari kekuasaan Inggris, Rakyat Aljazair, Tumisia, Maroko,
Sudan, dan Kongo sedang membebaskan tanah airnya dari kekuasaan bangsa
Eropa, dan lain-lain.
c. Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi
internasional diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok
Barat dan Blok Timur.
d. Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat
kesadaran untuk bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut
melibatkan diri dalam masalah tersebut.
A
Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Peran
Indonesia
282
IPS SMP/MTs Kelas IX
Misalnya:
1) Persengketan RRC-Taiwan untuk memperebutkan Pulau Quemoi.
2) Persengketan India-Pakistan untuk memperebutkan wilayah Kasmir
3) Persengketan Korea Utara-Korea Selatan masalah perbatasan.
e. PBB seringkali tidak mampu mengatasi persengketaan antarnegara. Seruan
Dewan Keamanan PBB sering dilanggar negara-negara yang sedang berselisih
f. Kepentingan politik luar negeri Indonesia untuk menggalang kekuatan negara-
negara Asia-Afrika agar mendukung merebut Irian Barat (Papua) melalui PBB.
g. Bangsa-bangsa Asia-Afrika tidak ingin terlibat dalam Perang Dingin, tetapi ingin
memusatkan perhatian pada pembangunan sehingga memerlukan kerja sama.
2. Sejarah Terwujudnya Konferensi Asia-Afrika
Terwujudnya konferensi Asia-Afrika didahului oleh Konferensi Colombo dan
Konferensi Bogor.
a. Konferensi Colombo (Konferensi Pancanegara I)
Pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 diadakan konferensi di Colombo, ibu kota
Srilangka. Adapun wakil dari 5 negara yang hadir tersebut sekaligus akan menjadi
sponsor KAA sebagai berikut.
1) Indonesia, diwakili oleh
Perdana Menteri Ali
Sastroamidjoyo
2) India, diwakili oleh
Perdana Menteri Shri Pandit
Jawarhalal Nehru
3) Pakistan diwakili oleh
Perdana Menteri Mohammad Ali
Jinnah
.
4) Birma (sekarang Myanmar), diwakili oleh
Perdana
Menteri Unu
.
5) Srilangka, diwakili oleh
Perdana Menteri Sir John
Kotelawala
.
Dalam konferensi ini Indonesia mengusulkan agar
diadakan konferensi yang lebih luas jangkauannya, tidak
hanya negara-negara Asia, tetapi juga beberapa negara Afrika.
Gagasan ini disambut positip dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo mendapat
mandat untuk menjajagi kemungkinan dilaksanakan konferensi Asia-Afrika.
Dalam konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.
a. Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis.
b. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
c. Menyetujui dan mengusahakan adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih
Indonesia sebagai penyelenggara.
Sumber: upload.wikipedia.com
Gb.15.2
Ali Sastromidjoyo,
Perdana Menteri Indonesia
salah satu tokoh Konferensi
Colombo
IPS SMP/MTs Kelas IX
283
b. Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konferensi di Bogor. Konferensi
ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Colombo, di mana negara-negara sponsor
akan mengevaluasi hasil penjajagan Indonesia dalam mempersiapkan KAA.
Hal-hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam Konferensi Bogor adalah tujuan
konferensi, tempat konferensi, agenda pembicaraan negara-negara yang akan
diundang dan kesekretariatan.
Rekomendasi yang diajukan dalam sidang ini adalah sebagai berikut.
a) Mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955.
b) Menetapkan kelima negara peserta konferensi Colombo sebagai negara-negara
sponsor.
c) Menetapkan 25 negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang.
d) Menentukan tujuan konferensi Asia-Afrika.
3. Tujuan Konferensi Asia-Afrika
a. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-
Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik
maupun kepentingan bersama.
b. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
c. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari
bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional,
rasionalisme, dan kolonialisme.
d. Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan
untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
4. Pokok-Pokok Agenda Pembicaraan KAA
a. kerja sama ekonomi;
b kerja sama budaya;
c. hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri;
d. masalah kolonialisme, imperialisme seperti Belanda di Irian Barat (sekarang
Papua), Perancis di Maroko, Aljazair dan Tunisia;
e. masalah perdamaian dunia dan kerja sama internasional (termasuk di dalamnya
beberapa aspek tentang PBB, soal hidup berdampingan, masalah Indocina, Aden
dan masalah perlucutan senjata).
284
IPS SMP/MTs Kelas IX
5. Negara-Negara yang Hadir dalam KAA
Konferensi Asia-Afrika berlangsung pada tanggal 18-25 April 1955 bertempat
di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara (termasuk
lima negara sponsor) dari 30 negara yang diundang. Satu negara yang tidak hadir
yakni Federasi Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa) karena sedang terjadi pergolakan
politik orang-orang Negro menentang ras diskriminasi.
Sumber ; 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 81.
Gb. 15.3
Suasana sidang Konferensi Asia- Afrika di Bandung yang berlangsung
dari tanggal 18 April sampai dengan 24 April 1955.
Adapun negara-negara yang hadir dalam KAA adalah :
1. Indonesia
16. Laos
2. India
17. Libanon
3. Birma (Myanmar)
18. Liberia
4. Pakistan
19. Libia
5. Srilangka
20. Nepal
6. Afghanistan
21. Filipina
7. Kamboja (Kampuchea)
22. Saudi Arabia
8. Republik Rakyat China
23. Sudan
9. Mesir
24. Syiria
10. Ethiopia
25. Muang Thai
11. Ghana (Pantai Emas)
26. Turki
12. Iran
27. Vietnam Utara
13. Irak
28. Vietnam Selatan
14. Jepang
29. Yaman
15. Yordania
IPS SMP/MTs Kelas IX
285
Dalam KAA ini negara-negara
peserta terdiri dari 3 kelompok
pandangan politiknya yang berbeda,
yaitu: kelompok yang pro Barat, seperti
Filipina, Muang Thai, Pakistan, Iran, dan
Turki; kelompok yang beraliran Komunis
yaitu RRC dan Vietnam Utara; dan
kelompok yang netral seperti India,
Birma, Srilangka dan Indonesia, serta ada
juga yang belum menampakkan
pandangan politiknya.
6. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para
peserta sebagai berikut:
a. Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan
perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.
b. Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai
jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia -
Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar,
pelatih, dan guru.
c. Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
seperti yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.
d. Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya
imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan
Tunisia.
e. Masalah-masalah lain, yakni mengakui hak-hak bangsa Arab di Palestina dan
menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah
Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia serta menuntut hak wilaya Aden
bagi Yaman.
f. Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia dengan cara berikut.
1) Mendesak PBB untuk menerima negara-negara yang telah memenuhi
persyaratan yakni Kamboja, Srilangka, Jepang, Yordania, Laos, Libya, Nepal
dan Vietnam.
2) Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan, percobaan dan
penggunaan senjata nuklir.
3) Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di seluruh dunia atas
dasar menghormati hak-hak manusia.
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 80.
Gb. 15.4
Penaikan bendera negara- negara peserta
Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tanggal 18
April 1955.
286
IPS SMP/MTs Kelas IX
g. Pernyataan mengenai usaha memajukan
perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain
keputusan KAA di atas, konferensi Asia-
Afrika juga mengajak semua bangsa di
dunia untuk hidup bersama dalam
perdamaian dan menjalankan kerja sama
dalam suasana persahabatan atas dasar
sepuluh prinsip yang dikenal dengan
“Dasasila Bandung” (Bandung Declaration).
Adapun isi Dasasila Bandung selengkapnya
adalah :
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan
tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat
dalam Piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas
teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan ras, dan persamaan
semua bangsa baik besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal besar maupun
kecil.
5) Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian
atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6) a. Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
(7) Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
(8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai,
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, ataupun cara
damai lain lagi menurut pihak-pihak yang bersangkutan, sesuai dengan Piagam
PBB.
(9) Memajukan kerja sama untuk kepentingan bersama.
(10) Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
7. Pengaruh Konferensi Asia – Afrika
Konferensi Asia-Afrika di tutup secara resmi pada tanggal 24 April 1955. para
utusan kembali ke negaranya masing-maisng untuk memperjuangkan hasil-hasil
konferensi secara bersama-sama. Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau
akibat penting, misalnya :
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 82.
Gb.15.5
Di luar Sidang KAA tampak Perdana
Menteri India Shri Pandit Jawaharlal Nehru
bertukar pikiran dengan Perdana Menteri U
Nu dari Birma (sekarang Myanmar).
IPS SMP/MTs Kelas IX
287
a. Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber
dari persengketaan masalah Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat.
b. Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin
meningkat. Hal ini tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-
Afrika yang merdeka setelah tahun 1955.
c. Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma, dan
Srilangka mulai diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun
Blok Timur.
Di samping itu KAA memiliki arti penting karena merupakan cetusan rasa setia
kawan (solidaritas) bangsa-bangsa Asia-Afrika serta mengilhami berdirinya Gerakan
Non Blok.
8. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia - Afrika
a. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor
(Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari
Konferensi Asia Afrika.
b. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang
berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung
Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi ini
beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting,
di antaranya adalah :
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris
Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite
Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan Ketua Komite Ekonomi:
Prof. Ir. Roseno.
Peran Indonesia di masa lalu dalam Konferensi Asia Afrika menggambarkan betapa kuat
keinginan bangsa kita untuk menggalang kerja sama antarbangsa dalam mencapai
kemakmuran. Oleh karena itu peran tersebut dapat kita lanjutkan dengan memulai dari
menggalang persatuan dari bangsa kita sendiri.
Wawasan Kebangsaan
Sumber: Ensiklopedi Nasional
Gb.15.6
Ruslan Abdulgani,
tokoh dari Indonesia yang
menjadi sekretaris Jenderal
Konferensi
288
IPS SMP/MTs Kelas IX
Politik luar neger RI pasca kemerdekaan selain bekerja
sama dalam KAA juga berperan aktif dalam ASEAN.
Bagaimana peran Indonesia dalam ASEAN? Marilah kita
diskusikan materi berikut ini.
1. Latar Belakang Terbentuknya ASEAN
ASEAN (
Association of South East Asia Nations
), atau Perhimpunan Bangsa –
Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja sama regional negara-
negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi
ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari
pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat
dari latar belakang berdirinya ASEAN
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-
negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya
banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan
bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b. Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh
gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja
(Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan
ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.
B
Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia
Sumber: Id.wikipedia.com
Gb.15.7
Lambang ASEAN
Tugas Kemandirian
Buatlah peta negara-negara peserta Konferensi Asia- Afrika!
Berilah tanda yang berbeda antara negara-negara pengundang dan negara yang diundang.
Catatan : kerjakan tugas ini di kertas lain.
IPS SMP/MTs Kelas IX
289
2. Sejarah Berdirinya ASEAN
Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan.
Pertama,
Association of Southeast Asia (ASA)
yang dibentuk berdasarkan Deklarasi
Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina.
Kedua,
MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah antara
negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena adanya “Krisis Federasi
Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka diawali dengan
ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia maupun
Adam Malik dari Indonesia pada bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi
ASEAN.
Deklarasi ASEAN ditandatangani
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
(Deklarasi Bangkok) oleh lima utusan
dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara.
Ke lima tokoh yang menandatangani
Deklarasi Bangkok adalah :
1) Adam Malik (Menteri Luar Negeri
Indonesia);
2) Tun Abdul Razak (Wakil Perdana
Menteri Malaysia);
3) S. Rajaratnam (Menteri Luar Negeri
Singapura);
4) Narsisco Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina); dan
5) Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai).
Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada
awal berdirinya. Selanjutnya dalam perkembangannya
sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah bertambah 5
negara, yakni :
1) Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),
2) Vietnam (28 Juni 1995),
3) Laos (23 Juli 1997),
4) Myanmar (23 Juli 1997), dan
5) Kampuchea (16 Desember 1998).
3. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok
8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 3, hal. 149.
Gb.15.8
Penandatanganan piagam Deklarasi Bangkok
yang melahirkan ASEAN di Bangkok pada tanggal 8
Agustus 1967.
Sumber: home.planet.nl
Gb.15.9
Adam Malik, Menteri
Luar Negeri Indonesia yang ikut
berperan mendirikan ASEAN
290
IPS SMP/MTs Kelas IX
(1) Mempercepat pertumbuhan eko-
nomi, kemajuan sosial serta
pengembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
(2) Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional.
(3) Meningkatkan kerja sama yang aktif
serta saling membantu satu sama
lain dalam masalah ekonomi, sosial,
budaya, teknik, ilmu pengetahuan
dan administrasi.
(4) Saling memberikan bantuan dalam
bentuk sarana- sarana latihan dan
penelitian dalam bidang-bidang
pendidikan, professional, teknik dan
administrasi.
(5) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian
serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-
sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(6) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(7) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.
4. Struktur Organiasi ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur
organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali
1976 ada perbedaan.
a. Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai
Berikut.
(1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (
ASEAN Ministerial Meeting
). Sidang
Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara
bergilir di negara anggota.
(2)
Standing committee
, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya
melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang
tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3) Komisi-komisi Tetap (
Permanent Committee
), yang beranggotakan tenaga ahli
serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah
memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan
melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang
Tahunan Para Menteri.
Sumber : SNI jilid VI, hal. 599.
Gb.15.10
Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN
yang menghasilkan Deklarasi Kuala Lumpur pada
tanggal 27 November 1971. Dalam deklarasi dini
disepakati untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara
sebagai wilayah yang damai, bebas, dan netral.
IPS SMP/MTs Kelas IX
291
(4) Komisi-Komisi Khusus (
Ad Hoc Committee
), yakni Komisi khusus di bentuk
sesuai kebutuhan ASEAN.
(5) Sekretariat Nasional ASEAN (
National Secretariats
), yang bertugas untuk
mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan
para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan
Standing Comitte.
b. Sesudah KTT I di Bali 1976 S truktur Organisasinya Ada
Perubahan, Sebagai Berikut.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan (
Summit Meeting
).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5)
Standing Committee.
(6) Komite-Komite.
5. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
a. KTT I di Bali (23 – 25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini dihadiri para pimpinan negara ASEAN. Dalam KTT I ini
disepakati tentang perluasan kerja sama dengan kerja sama di bidang politik,
pertahanan, keamanan, dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stablitas dan
keamanan kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan
Declaration of ASEAN
Concord
(Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian
Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (
Treaty of Amity and Cooperation in
South East Asia),
antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara
anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan sekretariat ASEAN di
Indonesia. HR. Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
b. KTT II di Kuala Kumpur (4 – 5 Agustus 1977) yang lebih memfokuskan pada
masalah-masalah hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia
Baru.
c. KTT III di Manila (14 – 15 Desember 1987).
Dalam KTT III ini berhasil menandatangani
Deklarasi Manila,
yang isinya antara
lain tentang kerja sama dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme negara-
negara industri dan mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan,
dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
292
IPS SMP/MTs Kelas IX
d. KTT IV di Singapura ( 27 – 29 Januari 1992).
KTT IV ini mempunyai arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni
pada waktu dunia sedang mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut
berupa tercapainya persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan
membuka kesempatan bagi ASEAN untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan
negara-negara eks Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT V di Bangkok, Thailand (14 – 15 Desember 1995)
f. KTT VI di Hanoi, Vietnam (15 – 16 Desember 1998)
g. KTT VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5 – 6 November 2001)
h. KTT VIII di Phnom Penh, Kamboja (4 - 5 November 2003)
i. KTT IX di Bali, Indonesia (7 – 8 Oktober 2003)
j. KTT X di Vientiane, Laos ( 29 – 30 November 2003)
k. KTT XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12 – 14 Desember 2005).
6. Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
a. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada
tanggal 8 Agustus 1967.
b. Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa
penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya sangat
penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal
15 – 17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas
peny